Puisi: Moksa

 


MOKSA


Ada jutaan pasang mata mulai bangun

Dari bawah kasur menyembul pada tembok-tembok

 

Pagi yang redup tak sesilau biasanya

Dapat kudengar kicau burung-burung yang hinggap

di ranting kering yang luka

 

Kau tengok di bawah daun Kenanga itu

Kepompong yang puasa menjadi ragu-ragu

Untuk mengintip dunia yang baru

Kau meyakinkannya

Kau bilang, “Aku temanmu, jangan takut!

Kita akan terbang bersama mengelilingi dunia.

Mari kugandeng tanganmu!”

 

Pipinya memerah rona

Ucapanmu memberanikannya

Ia buka belenggunya, ia sobek rumahnya

Ia buang kepahitannya

 

Kaugandeng tangannya, menuju surya di atas sana

Melewati tangga-tangga sorot cahaya

Hingga bersama

Sampai berdua

MOKSA

 

Wonogiri, 23 September 2020

at

No comments:

Post a Comment

Subscribe to: Post Comments (Atom)

Puisi : Senja Itu

Senja itu anaknya mesen dan jajan yang dipinta mengucap jumpa untuk dirasa dan  dicinta lalu dibayar kepada yang mencipta.  Restueltungguri,...

  • Geguritan: Semar Jaman Saiki (Dies Natalis UNS ke-44)
    Semar Jaman Saiki Dening Dhiya Restu Putra Siji setengah taun suwine Paningal nyawang agunging angkasa Kang gumantung esem ...
  • Puisi: Moksa
      MOKSA Ada jutaan pasang mata mulai bangun Dari bawah kasur menyembul pada tembok-tembok   Pagi yang redup tak sesilau biasanya Dap...
  • Puisi: Pena Bumi Buku
       Pena Bumi Buku Pena terbangun dari tidurnya di atas lembaran buku usang dan berdebu kemarau, yang tergeletak membentang di atas meja be...
  • Geguritan: Asreping Dalu
    Asreping Dalu Dening Dhiya Restu Putra Kang ginaris ing kitabing gusti Nora ana kang bisa mungkasi Marang apa si...
  • Cerpen 3: Angkringan dan Lampu-Lampu Taman
      Angkringan dan Lampu-Lampu Taman   Malam sudah menenggelamkan penuh gedung-gedung tinggi di kota ini. Jalanan yang lebarnya hampir sam...