Will You be Mine? (Pendewasaan Usia Perkawinan)


Hai Sobat Genre dimana pun kalian berada. Salam sehat buat kita semua.
Eh, berbicara tentang GenRe nih, sobat sudah tahu kan yang dimaksud dengan GenRe?
Jangan-jangan belum. Heeeemmm. Oke, akan aku jelaskan.

GenRe (Generasi Berencana) adalah suatu program pembinaan remaja yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja melalui wadah PIK R/M dalam rangka mewujudkan Tegar Remaja, yaitu remaja yang berperilaku sehat, terhindar dari risiko Triad KRR, menunda usia pernikahan, mempunyai perencanaan kehidupan berkeluarga untuk mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera serta menjadi contoh, model, idola, dan sumber informasi bagi teman sebayanya.
GenRe sendiri mempunyai delapan substansi yang jadi pedoman lho Sobat. Salah satunya adalah PUP/Pendewasaan Usia Perkawinan. Langsung saja kita bahas ya!

Will you be mine? atau Will you marry me?
Pilih yang mana? Yang kanan atau yang kiri?
Sebenarnya sama saja ya Sobat.
Hehe, terkait kata-kata di atas pastinya Sobat membayangkan sebuah pelaminan yang agung, bertaburan bunga-bunga, duduk di singgasana bak raja dan permaisuri, dikelilingi para dayang, sajian yang sedap dan mewah, musik surgawi mengalun indah di ruang-ruang imaji.

Eh, eh, stop! Malah ngayal. wkwk
Boleh kok ngayal Sobat, tapi jangan berlebihan ya. Gak baik buat kesehatan. Lebih baik bangun, lalu diwujudkan impian itu. 

Asik mungkin ya, melihat sepasang dara bermadu cinta. Apalagi Sobar remaja yang umurnya mendekati  atau sudah legal untuk melaksanakan pernikahan.
Tetapi, sebentar dulu Sobat!
Apakah fisik kita sudah siap?
Apakah psikis kita sudah siap?
Apakah hal-hal yang lain sudah siap?
Hayooo, sudah siap belum Sobat?

Nah, mengenai hal di atas BKKBN punya solusi degan cara Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) yang idealnya para pemuda berkeluarga pada umur 21 tahun (perempuan) dan 25 tahun (laki-laki).

Tapi Mas, kami kan udah siap lahir batin. Toh yang menilai hal tersebut kan kami sendiri.
Benar sekali sobat, tapi PUP ini tidak mungkin dicanangkan jikalau tanpa pengkajian lho Sobat.

Ini Sobat GenRe perlu tahu, mengapa PUP ini sangat penting bagi remaja:

1. Aspek Kesehatan.
    Anak perempuan di bawah usia 21 tahun, contoh pada usia 10-14 tahun memiliki kemungkinan meninggal lima kali lebih besar. Sedangkan, usia 15-19 tahun kemungkinan meninggal dua kali lebih besar. Ngeri ya Sobat. :(
Ditambah lagi pada saat proses kehamilan bisa mengalami aborsi, pre-eklampsia, infeksi, anemia, dan resiko kanker. Ketika proses persalinan tidak kalah berisiko, Sobat. Bisa terjadi prematur, kematian bayi, dan kelainan bawaan.

2. Aspek Ekonomis.
    Ini juga jadi masalah, karena pada umunya para remaja mengalami permasalahan ekonomi dalam pemenuhan kebutuhan keluarga.

3. Aspek Psikologis.
    Perkawinan di usia muda dapat menimbulkan persoalan dalam rumah tangga. Emosi yang belum stabil, memungkinkan banyaknya pertengkaran atau bentroka  yang berekelanjutan, tentunya mengancam keberlangsungan keluarga.

4. Aspek Pendidikan
    Jika PUP ini terlaksana, maka para remaja akan dapat menganyam pendidikan yang lebih tinggi. 

5. Aspek Kependudukan.
    Pasti Sobat sudah tahu bahwa rakyat Indonesia memiliki jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia. Maka disaat angka kelahiran tidak ditekan, yang ditakutkan adalah membludak dan akan menjadi bom waktu bagi bangsa Indonesia.

Jadi, ada tiga fase masa reproduksi yang harus kita ketahui:
1. Masa Menunda Perkawinan dan Kehamilan (pada usia dibawah 21 tahun)
2. Masa Menjarangkan Kehamilan (Pada usia 21-35 tahun, dengan jarak ideal 5 tahu yang dapat dibantu dengan pemakaian alat kontrasepsi)
3. Masa Mengakhiri Kehamilan (Pada usia di atas 35 tahun, dengan bantuan alat kontrasepsi)


Bagaimana Sobat Genre, sudah tercerahkan belum? Semoga sudah ya. 
Jangan terburu-buru yang Sobat. Siapkan fisik dan psikismu terlebih dahulu! Jangan sampai buah hatimu nanti yang akan merasakan ketidaknyamanan dari orang tuanya.

Kalau masih bingung bisa mengisik kolom komentar di bawah ya!
See you Sobat, nantikan postingan di blog ini selanjutnya.
Salam GenRe. Salaaaaam.


Oh iya, sebenarnya sebelum materi PUP ini ada materi 8 Fungsi Keluarga nih.
Aku share di bawah sini ya posternya. :)


Sumber: Himpunan Materi Program GenRe (BKKBN 2014)

Geguritan: Semar Jaman Saiki (Dies Natalis UNS ke-44)





Semar Jaman Saiki
Dening Dhiya Restu Putra

Siji setengah taun suwine
Paningal nyawang agunging angkasa
Kang gumantung esem gumuyune
Pesthi moksa, nelangsa kuciwa

Kursi, bangku, gedhegmu
Pancen suwe dadi angenku
Dakpengin angrasa asreping dwaramu
Sepisan aja, sateruse kudu

Iber oncat ngisoring giri
Tumuja kitha Surakarta Nagari
Bengawan, banyu keli, anyekseni
Ngangsu kawruh nganti tumekaning pati

Semar, eh Semar
Nyata, Panjenengan boten nem malih
Jejogloanmu, menika kasebar kaya dene wit pari
Kang ditengga uwos, anyingkiri sedhih
Bingah, bebingahipun merak ati

44, yuswamu
44, asmamu
44, kaadegaken taman siswa
Amba sansaya ngrembaka

Sumebyar aruming suka
Nulada lakuning Pandhawa
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Mangesthi Luhur Ambangun Nagara

Wonogiri, 19 Februari 2020

Senja Tanpa Siluet Jingga





Kali ini aku akan tetap bersama Mbok Mar
Entah sampai kapan?
Ku harap lesumu
Tak menyembul dari lesung pipitmu

Hari kedua, aku mengadu padanya
Aduku sopan, sesopan para abdi dalem menghadap rajanya
Aduku lembut, selembut burung pulang menyuapi anaknya

Assalamualaikum,
Mbok Simbok di mana?
Tak sehelai pun suara membisik
Hanya reotan engsel pintu rusak
Terdengar, tertiup angin di balik tegal belakang tembok

Salam terucap kedua kali
Keras, sembari ku masuk, ku injak lantai bertanah
Sopan, tidak?  tidaklah sopan
Aku akan meminta maaf padanya nanti

Inggih, sinten?
Luhung, Mbok.
Tubuh tua berbalut kebaya ungu berenda terduduk ayu
Terduduk ayu di atas amben yang setua dirinya
Memegang kain-kain sisa jemuran
Yang terangkat oleh lengan-lengan saksi waktu
Terpaksa dirumahkan oleh rezeki Tuhan

Hujan basah dan mendesah sekuat tenaga
Tersentuh sapuan hembusan manis
Dan desahan itu semakin kuat
Aku pun ikut mendesah
Dua tangan menyatu, ku gosok, dan ku ababi

Masih saja aku melihatnya berkutat di sela kain mimpi
Jari-jarinya terus menari-nari
Bulu merinding, gigi menggigil, mustahil menginfeksi
Apa saraf rasanya sudah mati?
Bersama pendengaran yang tak semuda dulu lagi
Kulitnya mungkin sudah menjadi saksi
Sepi nanmisteri bumi ini


Lantai 6 Jebres, 3 Februari 2020

Ku Lihat Bulan di Mbok Mar






Berjalan menyusuri sisa-sisan bulan lalu
Ku sangka lama tiada terburu
Dengan takdir-takdir Tuhan yang membumi
Dengan metamorfosa kisah-kisah yang melangitkan diri


Mbok Mar, Mbok yang akan menjadi Ibu sekaligus sahabat kali ini
Ku temukan beliau bukan sengaja
Bukan meminta-minta tapi tersedia
Persimpangan itu menjadi saksi atas kelembutannya


Jikalau tersenyum, kerutan pipinya terlukis
Jikalau tertawa, badannya tergoncang keras bak kena gempa runtuh
Jikalau menangis, basah membanjiri lekukan baju lusuh
Jikalau murung, mendung menyelimuti hulu wajah


Mbok, Mbok Mar, aku akan menyayangimu
Untuk hari bergelayutannya kesedihanmu
Sampai bunga-bunga merekah dari kelopak matamu
Peluk tubuhku dengan kehangatanmu



Jebres, 2 Maret 2020

Puisi : Senja Itu

Senja itu anaknya mesen dan jajan yang dipinta mengucap jumpa untuk dirasa dan  dicinta lalu dibayar kepada yang mencipta.  Restueltungguri,...